BAB I'rob : Pengertian, Pembagian, Isim Maqsur Dan Isim Manqus

BAB I’ROB

I’rob adalah perubahan di akhir kalimat disebabkan masuknya ‘amil yang berbeda-beda baik secara lafdhiy atau taqdiriy.

Contoh i’rob Lafdhon            [1]                       : قام زيدٌ, رايت زيدًا, مررت بزيدٍ

Contoh i’rob Taqdiron[2]        

Ø  للثقال  {berat mengharokati}  : جاء القاضِى, مررت بالقاضِى

Ø  للتعذر  {sulit mengharokati}    : جاء الفتَى, رايت الفتى, مررت بالفتى

Ø  للتناسب  {menyesuaikan[3]}       : جاء أخِى, رايت أخِى, مررت بأخِى

 

  • Devinisi Isim Maqshur (مقصور )

Setiap isi mu’rob yang akhirnya berupa alif lazimah (tetap) yang huruf sebelumnya berharokat fathah.

Semua i’rob isim maqshur baik rofa’ nashob atau jer dikira-kirakan, karena ada unsur taadzzur (kesulitan dalam mengucapkan) sebab huruf akhir berupa alif yang tidak bisa diharokati.

Contoh            : جاء موسى, رايت موسى, مررت موسى

  • Devinisi Isim Manqush (منقوص )

Setiap isim mu’rob yang akhirnya berupa ya lazimah, yang huruf sebelumnya berharokat kasroh.

Semua i’rob isim manqush ketika rofa’ dan jar dikira-kirakan, karena ada unsur litsiqol (berat mengharokati). Sedangkan ketika nashob i’robnya di tampakkan, karena harokat fathah di anggap ringan oleh orang arab.

Contoh            : جاء القاضِى, رايت القاضىَ, مررت بالقاضِى

 

v  Pembagian I’rob             ( Rofa’ , Nashob, Jar dan Jazem)

Ø  Musytarok           : I’rob yang bisa masuk pada kalimat isim dan fiil, yaitu rofa’ dan nashob.

Contoh     :

Isim          : جاء زيدٌ, رايت زيدًا

Fiil            : يضربُ, لن يضربَ

Ø  Mukhtash            : I’rob yang tertentu masuk pada kalimat isim atau fiil saja, yaitu jar (khusus isim) dan jazem (khusus fiil)

Contoh     :

Isim          : من المسجدِ, رسول اللهِ

Fiil            : يضربْ, لم ينصرْ لم

Catatan :

I’rob jar di khususkan untuk kalimat isim, sedangkan i’rob jazem di khususkan untuk kalimat fiil. Karena, menurut ulama nahwu kalimat isim dihukumi ringan sebab dilalahnya hanya satu yaitu hadats (pekerjaan/sifat/kata benda). Sedangkan kalimat fiil hukumnya berat karena dilalahnya dua yaitu hadats (pekerjaan) dan zaman (waktu).

Dan orang arab menghukumi i’rob jar sebagai harokat yang berat, dan i’rob jazem sebagai harokat yang ringan. Dengan demikian agar terjadi keseimbangan (للتعادل), maka kalimat yang berat diberi i’rob yang ringan (fiil diberi i’rob jazem), sedangkan kalimat yang ringan diberi i’rob yang berat (isim diberi i’rob jar)



[1] Sesuatu yang jelas perubahannya di akhir kalimat {ketika rofa’ memakai dhommah, nashob memakai fathah dan jer memakai kasroh}

[2] Sesuatu yang tidak jelas perubahannya akan tetapi dengan dikira-kirakan {ketika rofa’ memakai dhommah taqdiron begitu juga dengan nashob dan jer}

[3] Karena bertemu dengan ya dhomir mutakallim wahdah (kata ganti orang pertama atau saya)

Komentar