Abu al-aswad ad-du'ali

ABU AL-ASWAD AL-DU'ALI(W.69H/688M)


Sang pencetus ilmu nahwu
Nama dan kelahiran beliau
Nama aslinya yang paling terkenal adalah Zhalim bin Amr. nama lengkap beliau adalah Zhalim bin Amr bin Sufyan bin Jandal bin Ya'mur bin Hils bin Nufasah bin 'Uday bin Al-Du'ali bin Bakr bin 'Abd Manat bin Kinanah bin Huzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudlar bin Nazar , beliau sering dikenal atau dipanggil dengan Abu Al Aswad Ad Du’ali rahimahullah, ada pula yang mengatakan Ad Dili, Al Allamah, Al Fadhil, Qadhi Bashrah.
Beliau rahimahullah dilahirkan tiga tahun sebelum nabi muhammmad di angkat menjadi nabi dan rasul, tepatnya tahun 16 sebelum Hijriyah/605 M.
pada masa 'umar bin khatab dan utsman bin affan, Abu al-aswad al-du'ali pernah di percaya menjadi hakim (qadli).  dia pindah ke basrah pada masa pemerintahan Umar, lalu membangun masjid dengan dengan namanya sendiri. dia juga menjadi sekretaris pribadi ali.
guru-guru beliau
di antara guru-guru beliau adalah 'Ali bin Abi Thalib, Umar bin khatab, 'abd allah bin 'Abbas, Abu Dzar al-Ghifari, 'Abd allah bin Mas'ud, Zubair, Ubai bin Ka'b, Muadz, Abu musa al-asy'ari, dan Amran bin husain.


Ucapan Para Ulama tentang Beliau
Ahmad Al Ijli berkata, “Dia tsiqah (terpercaya) dan orang yang pertama kali berbicara tentang ilmu nahwu”.
Al Waqidi berkata, “Dia masuk Islam pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup.”
Orang lain berkata, “Abu Al Aswad Ad Du’ali ikut perang Jamal bersama Ali bin Abu Thalib, dan dia termasuk pembesar kelompok Syi’ah dan orang yang paling sempurna akal serta pendapatnya di antara mereka. Ali radhiallahu ‘anhu telah menyuruhnya meletakkan dasar-dasar ilmu nahwu ketika beliau mendengar kecerdasannya.”
Al Waqidi berkata, “Lalu Abu Al Aswad menunjukkan kepadanya apa yang telah ditulisnya,” Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu berkata, “Alangkah baiknya nahwu yang kamu tulis ini.”
Dan diriwayatkan pula bahwa dari situlah ilmu nahwu disebut ‘nahwu’.
Muhammad bin Salam Al Jumahi berkata, “Abu Al Aswad Ad Du’ali adalah orang yang pertama kali meletakkan bab Fa’il, Maf’ul, Mudhaf, Huruf Rafa’, Nashab, Jar, dan Jazm. Yahya bin Ya’mar lalu belajar tentangnya.”
Al Mubarrad berkata, Al Mazini menceritakan kepadaku, dia berkata, “Sebab yang melatarbelakangi diletakkannya ilmu nahwu adalah karena Bintu Abu Al Aswad (anak perempuan Abu Al Aswad) berkata kepadanya, ‘Maa asyaddu Al Harri (alangkah panasnya)Abu Al Aswad lalu berkata, Al Hasyba Ar Ramadha’ (awan hitam yang sangat panas)’ anak perempuan Abu Al Aswad berkata, ‘aku takjub karena terlalu panasnya’. Abu Al Aswad berkata, ‘Ataukah orang-orang telah biasa mengucapkannya ?’. lalu Abu Al Aswad mengabarkan hal itu kepada Ali bin Abu Thalib, lalu dia memberikan dasar-dasar nahwu kepadanya dan dia meneruskannya. Dialah pula orang yang pertama kali meletakkan titik pada huruf.”
Al Jahizh berkata, “Abu Al Aswad adalah pemuka dalam tingkat sosial manusia. Dia termasuk kalangan ahli fiqih, penyair, ahli hadits, orang mulia, kesatria berkuda, pemimpin, orang cerdas, ahli nahwu, orang syiah, sekaligus orang bakhil. Dia botak bagian depan kepalanya.”
Wafatnya
Abu Al Aswad meninggal karena wabah ganas tha'un (pes) yang menyarang Basrah, tempat tinggal beliau. ada yang berpendapat dia telah wafat sebelum kedatangan wabah ini. beliau meninggal pada tahun 69 Hijriyah dalam usia 80 tahun. dan meninggalkan dua orang putri dan dua orang putra.
Sumber : Ringkasan Syiar A’lam An-Nubala’, karya Imam Adz-Dzahabi. Cet, Pustaka Azzam. Hal : 742-743

Komentar